Rabu, 26 Februari 2014
Materi PBI berbasis teks. Karena melalui tekslah pengguna bahasa dapat memahami makna sebuah tuturan secara lengkap. Berbahasa adalah aktivitas bersosialisasi seseorang dalam masyarakatnya. Karena itu pemahaman suatu tuturan secara lengkap tidak terlepas dari konteks situasi sosial sebuah tuturan.
Senin, 24 Oktober 2011
Menulis Proposal
Terdapat berbagai jenis proposal di antaranya: proposal kegiatan (acara), proposal penelitian, proposal tugas akhir, proposal bantuan dana atau fasilitas.
Sebuah proposal kegiatan yang baik sekurang-kurangnya dapat menjawab persoalan berikut.
1. Apa nama kegiatan tersebut?
2. Apa alasan kegiatan tersebut dilakukan?
3. Untuk maksud/ tujuan apa kegiatan tersebut dilakukan?
4. Siapa saja yang menjadi sasaran kegiatan tersebut?
5. Kapan dan di mana kegiatan tersebut akan dilakukan?
6. Siapa saja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan tersebut? atau panitianya?
7. Bagaimana rincian beaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut?
Tugas
Bekerjalah dalam kelompok yang sudah ada kemudian susunlah sebuah proposal kegiatan!
Pilihlah salah satu kegiatan berikut!
1. Kegiatan pentas seni atau bazar di sekolah
2. Seminar tentang bahaya narkoba bagi remaja
3. Studi banding ke sekolah lain
4. Lomba salah satu cabang OR (mis: bola volley) antar kampung
5. Kegiatan lain yang cocok untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober)
Catatan:
Tugas yang lalu yakni menulis surat niaga dapat dikumpulkan via e-mail ke hurimas@gmail.com
Rabu, 10 Agustus 2011
Penalaran Deduktif dan Induktif
Dalam penyajian gagasan/ pendapat sesorang pembicara atau penulis biasanya mengunakan pola penalaran atau pola urut pikiran tertentu. Misalnya, pembicara/penulis dapat menyajikan gagasan dengan memulainya dari topik/gagasan yang umum kemudian menjabarkannya ke dalam hal/topik yang lebih khusus/sempit. Atau sebaliknya memulai dari penyajian beberapa hal/gagasan yang khusus/sempit kemudian mengakhirinya dengan simpulan yang bersifat umum atau merangkum semua hal khusus yang telah dipaparkan. Cara pertama sering disebut dengan penalaran DEDUKTIF sedangkan cara kedua disebut penalaran INDUKTIF.
Contoh Penerapan Penalaran Deduktif
Frustrasi terjadi jika seseorang terhalang oleh suatu hal dalam mencapai tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan, atau tindakan tertentu. Agresi merupakan salah satu cara berespons terhadap frustrasi. Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustrasi yang berhubungan dengan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan, dan adanya kebutuhan yang harus segera terpenuhi tetapi sulit sekali tercapai. Akibatnya, mereka menjadi mudah marah dan berperilaku agresif.
Kalimat utama dalam paragraf tersebut terletak di awal paragraf. Hal yang menjadi pikiran utama dalam paragraf tersebut adalah frustasi sebagai penyebab agresi. Kalimat-kalimat selanjutnya kemudian bertugas sebagai penjelas dengan mendukung kalimat pertama.Contoh Penerapan Penalaran Induktif
Faktor penyebab seperti yang dipaparkan, diharapkan dapat bermanfaat bagi para orangtua, pendidik, dan terutama para remaja sendiri dalam berperilaku dan mendidik generasi berikutnya agar lebih baik. Dengan demikian, aksi-aksi kekerasan baik dalam bentuk agresi verbal maupun agresi fisik dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan. Mungkin masih banyak faktor penyebab lainnya yang belum dibahas di sini. Akhirnya, kita setidaknya berharap bahwa faktor-faktor agresi patut diwaspadai.
Paragraf tersebut adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada bagian akhir. Biasanya, kalimat utama pada paragraf induktif menggunakan konjungsi penyimpul antarkalimat, seperti jadi, maka, dengan demikian, akhirnya, atau oleh karena itu. Akan tetapi, hal ini bukan hal yang mutlak sebab ada juga kalimat utama dalam paragraf induktif yang tidak perlu didahului konjungsi.
Senin, 25 Juli 2011
Tips Sukses Melakukan Presentasi
Bagaimana teknik melakukan presentasi yang baik?
Presentasi adalah penyajian informasi atau penjelasan tentang suatu topik kepada audience/penengar. Setidaknya terdapat dua hal yang harus dimiliki oleh pembicara sebelum melakukan presentasi, 1) penguasaan materi yang akan disampaikan, dan 2) penguasaan teknik presentasi yang baik (suara, gaya/penampilan, peralatan/media).
Sehubungan dengan penguasaan materi yang akan disampaikan kita dapat meramu informasi dari berbagai sumber (surat kabar, majalah, buku, internet) dengan membaca sumber-sumber tersebut secara intensif dan dapat pula dengan bertanya/ wawancara dengan pakar atau ahlinya.
Bagaimana menyajikan kembali apa yang telah kita baca atau sejumlah informasi yang telah kita ketahui? Sesungguhnya otak kita dapat berfungsi sebagai memori yang dapat menyimpan banyak informasi yang kita ketahui. Menurut Tony Buzan, seorang pakar Mind Map, otak kita bekerja secara asosiatif, artinya setiap informasi atau hal baru yang diperoleh selalu dikaitkan dengan informasi lama yang sudah dimilikinya. Karena itu struktur informasi dalam memori otak kita mirip diagram pohon dan tidak tersusun secara linear atau urut.
Saran yang dikemukakan oleh Tony Buzan, agar kita dapat menyimpan informasi/ pengetahuan dalam memori otak kita dengan tempo yang lama (long term memory), semua informasi tersebut hendaknya disajikan dalam bentuk mind map (peta pikiran). – lihat cara membuat Mind Map dalam artikel yang berjudul Mind Mapping.
Di samping hal di atas seorang pembicara harus menguasai teknik presentasi/ berbicara di muka umum. Adapun beberapa tips melakukan presentasi dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.
1. Jangan membiasakan diri tergantung pada teks. Teks dapat membunuh bakat, merusak flow, dan menciptakan jarak. Gunakan pointers, sekadar untuk membantu Anda.
2. Ukur secara sungguh-sungguh “dalamnya sungai”. Pelajari dulu siapa audience Anda, latar belakang, jalan pikiran, pendidikan, dan jabatan mereka. Jangan asal “tembak”.
3. Jangan bicarakan dua hal ini: yang sudah mereka ketahui, atau yang tak ingin mereka dengar. Selalu sajikan hal-hal yang orisinal, jangan merusak mood audience dengan pernyataan yang tidak mereka sukai.
4. Jangan biarkan audience jenuh. Jaga volume suara dan jaga nada agar tidak monoton. Begitu mereka mulai jenuh, ajaklah berdialog, lontarkan sedikit humor.
5. Humor tidak boleh berlebihan. Ia hanya boleh digunakan untuk membangkitkan daya pikir. Jika berlebihan ia akan kehilangan substansi/ manfaat.
6. Periksa ruangan dan fasilitas presentasi termasuk mikropon sebelum presentasi dimulai. Ruangan yang langit-langitnya rendah akan membuat Anda cepat letih. Cahaya yang masuk dari kaca jendela dapat mengganggu konsentrasi. Ruangan yang terlalu sempit dapat membatasi gerak tubuh Anda. Namun ruangan yang terlalu lebar dapat membuat presentasi tidak terfokus. Mikrofon dan sound system yang buruk juga dapat menggangu konsentrasi.
7. Biasakan interaktif. Jangan asyik bicara sendiri. Berikan kesempatan kepada peserta (seminar) untuk memberikan contoh, jawaban, melakukan aktivitas tertentu (game, teka-teki atau melakukan sesuatu), tertawa, atau bahkan mendengarkan musik.
8. Be specific. Selalu berikan contoh dan ilustrasi. Sesekali berikan cerita.
9. Jangan merendahkan mutu dengan mengatakan “Maaf, saya sebenarnya tidak siap”, Maaf, bahasa Inggris saya payah”, “Ini bukan bidang saya”, ”Saya baru belajar”, dan seterusnya. Manusia (audience) hanya mau mendengarkan orang yang layak ia dengar, ia anggap lebih tahu.
10. Latihan yang cukup. Selalu mintalah umpan balik. Bila perlu rekam, putar kembali, minta pendapat dari orang dekat.
11. Perhatikan bahasa tubuh. Jangan melakukan gerakan yang merusak penampilan.
12. Berpakianlah agak cerah agar Anda dapat menciptakan kesegaran dalam ruangan.
13. Jangan berbicara seperti sedang ngobrol dengan seseorang. Ingatlah Anda berbicara di hadapan puluhan orang. Kombinasikan bahasa resmi dengan bahasa percakapan yang layak.
Demikianlah tips sukses melakukan presentasi, selamat mencoba.
Sumber: Kasali, Rhenald. 2001. Sukses Melakukan Presentasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Minggu, 24 Juli 2011
Memberi Komentar Isi Laporan Lisan
Memberikan Komentar Laporan terhadap Isi Laporan Lisan
Memberikan komentar terhadap isi laporan lisan hakikatnya adalah mengemukakan pendapat tentang setuju dan tidak setuju terhadap isi laporan lisan tersebut. Komentar tersebut perlu disertai argumen yang tepat, bukti-bukti, dan hal-hal yang mendukung pendapat tersebut.
Pernyataan setuju dan tidak setuju tersebut dapat disertai kritik dan saran. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan kritik dan saran adalah
1. Pahami benar apa yang akan Anda kritik. Kritik yang disampaikan hendaknya dipahami sebagai dapat menjadikan sesuatu lebih baik.
2. Jangan menggunakan kata-kata dan kalimat yang kasar.
3. Jangan memberikan kritik yang menjatuhkan, tetapi berilah kritik yang bersifat membangun.
Pola komnetar
Pernyataan setuju/tidak setuju -- alasan/bukti -- kritik -- saran
Contoh
"Saya setuju dengan isi laporan Anda yang menyatakan ... karena ... tetapi menurut saya isi laporan tersebut kurang ... Saran saya, sebaiknya ...."
Bahan Pembelajaran BI SMA Kelas XII Sem 1
Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia
Kelas XII SMA Semester 1
1) Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan
2) Mengomentari berbagai laporan lisan dengan memberikan kritik dan saran
3) Menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan alasan yang logis dalam diskusi
4) Menyampaikan intisari buku nonfiksi dengan menggunakan bahasa yang efektif dalam diskusi
5) Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel melalui kegiatan membaca intensif.
6) Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang tepat.
7) Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan struktur
8) Menulis surat dinas berdasarkan isi, bahasa, dan format yang baku.
9) Menulis laporan diskusi dengan melampirkan notulen dan daftar hadir.
10) Menulis resensi buku pengetahuan berdasarkan format baku.
11) Menanggapi pembacaan penggalan novel dari segi vocal, intonasi, dan penghayatan.
12) Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel.
13) Menanggapi pembacaan puisi lama tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
14) Mengomentari pembacaan puisi baru tentang lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai
15) Membacakan puisi karya sendiri dengan lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai.
16) Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen
17) Menulis resensi buku kumpulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi.
18) Menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang lain (pelaku, peristiwa, latar).
Mind Mapping
Mind Mapping
Mind Mapping atau Peta Pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.
Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan semakin mudah.
Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan cara kerja Peta Pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral / tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Itu berarti setiap kali kita mempelajari sesuatu hal maka fokus kita diarahkan pada apakah tema utamanya, poin-poin penting dari tema yang utama yang sedang kita pelajari, pengembangan dari setiap poin penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini maka kita bisa mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan area mana saja yang masih belum dikuasai dengan baik.
Beberapa hal penting dalam membuat peta pikiran ada di bawah ini, yaitu:
1. Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah
Contohnya, apabila kita sedang mempelajari pelajaran sejarah kemerdekaan Indonesia, maka tema utamanya adalah Sejarah Indonesia.
2. Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama
Dari tema utama “Sejarah Indonesia”, maka tema-tema turunan dapat terdiri dari : Periode,Wilayah, Bentuk Perjuangan ,dll.
3. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna atau simbol
Dari setiap tema turunan tertama akan muncul lagi tema turunan kedua, ketiga dan seterusnya. Maka langkah berikutnya adalah mencari hubungan yang ada antara setiap tema turunan. Gunakan garis, warna, panah atau cabang dan bentuk-bentuk simbol lain untuk menggambarkan hubungan diantara tema-tema turunan tersebut..
Pola-pola hubungan ini akan membantu kita memahami topik yang sedang kita baca. Selain itu Peta Pikiran yang telah dimodifikasi dengan simbol dan lambang yang sesuai dengan selera kita, akan jauh lebih bermakna dan menarik dibandingkan Peta Pikiran yang “miskin warna”.
4. Gunakan huruf besar
Huruf besar akan mendorong kita untuk hanya menuliskan poin-poin penting saja di Peta Pikiran. Selain itu, membaca suatu kalimat dalam gambar akan jauh lebih mudah apabila dalam huruf besar dibandingkan huruf kecil. Penggunaan huruf kecil bisa diterapkan pada poin-poin yang sifatnya menjelaskan poin kunci.
5. Buat peta pikiran di kertas polos dan hilangkan proses edit
Ide dari Peta Pikiran adalah agar kita berpikir kreatif. Karenanya gunakan kertas polos dan jangan mudah tergoda untuk memodifikasi Peta Pikiran pada tahap-tahap awal. Karena apabila kita terlalu dini melakukan modifikasi pada Peta Pikiran, maka sering kali fokus kita akan berubah sehingga menghambat penyerapan pemahaman tema yang sedang kita pelajari.
6. Sisakan ruangan untuk penambahan tema
Peta Pikiran yang bermanfaat biasanya adalah yang telah dilakukan penambahan tema dan modifikasi berulang kali selama beberapa waktu. Setelah menggambar Peta Pikiran versi pertama, biasanya kita akan menambahkan informasi, menulis pertanyaan atau menandai poin-poin penting. Karenanya selalu sisakan ruang di kertas Peta Pikiran untuk penambahan tema.